Tugas Besar: Sistem Irigasi Pintar untuk Budidaya Raspberry pada Greenhouse Mini
1. Pendahuluan [kembali]
Greenhouse merupakan lingkungan budidaya yang dirancang untuk mengontrol faktor-faktor pertumbuhan tanaman, termasuk suhu, kelembaban, dan terutama kebutuhan air. Pada tanaman raspberry, penyiraman yang tepat sangat penting agar pertumbuhan dan produksi buah tetap optimal. Sistem penyiraman manual sering menyebabkan ketidakteraturan, sehingga diperlukan otomatisasi yang akurat dan efisien.
Mikrokontroler STM32 digunakan sebagai pengendali utama karena memiliki kemampuan pemrosesan cepat dan mendukung penggunaan interrupt eksternal. Pada tugas ini, sensor waterflow digunakan untuk mengukur laju aliran air secara real-time melalui sinyal pulsa yang dihitung oleh STM32. Data tersebut digunakan untuk mengontrol relay yang mengaktifkan pompa air secara otomatis sesuai kebutuhan tanaman.
2. Alat dan Bahan [kembali]
1. STM32
STM32F103C8T6 atau yang dikenal sebagai STM32 Bluepill adalah modul mikrokontroler berbasis arsitektur ARM Cortex-M3 yang menawarkan performa tinggi, konsumsi daya rendah, serta kelengkapan periferal yang sangat baik untuk aplikasi sistem tertanam. Mikrokontroler ini bekerja pada frekuensi hingga 72 MHz dan dilengkapi dengan memori Flash 64 KB serta RAM 20 KB, sehingga mampu menjalankan proses komputasi secara cepat dan efisien. Selain itu, STM32 Bluepill memiliki banyak pin General Purpose Input Output (GPIO) yang mendukung berbagai fungsi seperti komunikasi serial (UART, SPI, dan I2C), pembacaan sinyal analog melalui ADC 12-bit, pengaturan sinyal PWM menggunakan timer, serta fitur External Interrupt (EXTI) untuk respon cepat terhadap sinyal eksternal. Modul ini beroperasi pada tegangan 3.3 V dan dikenal stabil serta fleksibel untuk digunakan dalam berbagai proyek elektronika dan kendali. Kombinasi antara kemampuan pemrosesan yang cepat, ketersediaan periferal yang lengkap, serta kemudahan pemrograman melalui STM32CubeIDE menjadikan STM32 Bluepill sebagai pilihan yang sangat cocok untuk aplikasi kontrol, monitoring, maupun otomasi berbasis mikrokontroler.3. Water Flow Sensor Water flow sensor berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur laju aliran air pada sistem penyiraman otomatis. Sensor ini memberikan pulsa digital kepada Arduino untuk memastikan bahwa air benar-benar mengalir saat pompa diaktifkan. Jika tidak ada aliran air, Arduino akan memberikan alarm dan menghentikan pompa sebagai langkah keamanan.
Motor DC pada rangkaian berfungsi sebagai penggerak pompa air yang bertugas melakukan penyiraman tanaman secara otomatis. Motor dikendalikan oleh Arduino berdasarkan pembacaan sensor kelembapan tanah, sehingga sistem penyiraman bekerja hanya ketika diperlukan dan berhenti saat kondisi tanah sudah kembali lembap.
Buzzer pada rangkaian berfungsi sebagai alat peringatan yang menghasilkan suara alarm ketika terjadi gangguan pada sistem penyiraman, terutama ketika pompa menyala tetapi tidak ada aliran air. Dengan adanya buzzer, pengguna dapat mengetahui masalah lebih cepat sehingga sistem greenhouse menjadi lebih aman dan terpantau.
3. Dasar Teori [kembali]
A. STM32
Mikrokontroler STM32 merupakan keluarga mikrokontroler 32-bit berbasis arsitektur ARM Cortex-M yang dikembangkan oleh STMicroelectronics dan dirancang khusus untuk aplikasi embedded yang menuntut performa tinggi, efisiensi energi, serta kelengkapan periferal. Salah satu varian yang paling banyak digunakan adalah STM32F103C8T6 yang umumnya ditemui dalam modul Bluepill. Mikrokontroler ini menggunakan inti prosesor ARM Cortex-M3 dengan arsitektur Harvard dan pipeline tiga tingkat sehingga mampu bekerja pada frekuensi hingga 72 MHz. Dengan memori Flash sebesar 64 KB dan SRAM 20 KB, STM32 mampu menjalankan program yang cukup kompleks dan melakukan pengolahan data secara cepat dalam berbagai aplikasi kontrol dan monitoring.
Secara internal, STM32 dilengkapi beragam periferal yang menjadikannya sangat fleksibel untuk berbagai kebutuhan sistem. Mikrokontroler ini memiliki modul ADC (Analog-to-Digital Converter) 12-bit yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi data digital. Selain itu, terdapat timer presisi yang mendukung fungsi input capture, output compare, dan PWM (Pulse Width Modulation), sehingga sangat berguna untuk pengendalian motor, aktuator, serta pembentukan sinyal dengan frekuensi tertentu. Fasilitas komunikasi seperti UART, I2C, dan SPI juga tersedia untuk mempermudah interaksi mikrokontroler dengan sensor, modul komunikasi, atau perangkat eksternal lainnya. Tidak hanya itu, STM32 juga mendukung fitur External Interrupt (EXTI) yang memungkinkan mikrokontroler merespon sinyal eksternal secara cepat, misalnya dari sensor berbasis pulsa atau perubahan kondisi pada input digital.
Prinsip Kerja STM32
Prinsip kerja STM32 secara umum adalah menerima input, memproses data melalui unit pemrosesan utama (Cortex-M3), lalu menghasilkan output sesuai instruksi yang tertanam dalam program. Proses dimulai ketika mikrokontroler diberi catu daya, kemudian melakukan proses inisialisasi perangkat keras, menjalankan rutin startup, dan akhirnya masuk ke program utama (main loop). Pada saat berjalan, STM32 membaca data dari pin-pin GPIO baik secara digital maupun analog melalui ADC. Data yang diterima kemudian diproses menggunakan algoritma yang ditulis pengguna, misalnya penghitungan, pembandingan, filtering, atau logika keputusan. Hasil pemrosesan tersebut selanjutnya dikirimkan kembali ke dunia luar berupa sinyal output digital, PWM, komunikasi serial, atau instruksi pengendalian perangkat eksternal seperti motor, pompa, atau indikator.
Selain prinsip kerja dasar, STM32 bekerja secara optimal berkat sistem manajemen interrupt yang efisien. Ketika terjadi perubahan pada pin tertentu, seperti pulsa dari sensor atau sinyal trigger lainnya, modul NVIC (Nested Vectored Interrupt Controller) akan mengatur prioritas interrupt sehingga mikrokontroler dapat merespon kejadian tertentu meskipun sedang menjalankan proses lain. Hal ini memungkinkan STM32 bekerja secara real-time dan sangat cocok digunakan pada sistem kendali otomatis yang membutuhkan waktu respon cepat. Di sisi lain, timer internal juga membantu STM32 menghasilkan sinyal PWM untuk keperluan pengendalian kecepatan motor, durasi pengaktifan pompa, atau pembentukan sinyal dengan presisi waktu tertentu.
Karakteristik Umum STM32
Secara umum, STM32 memiliki beberapa karakteristik penting yang membuatnya unggul dibanding mikrokontroler 8-bit seperti AVR:
- Prosesor 32-bit dengan clock tinggi, mendukung pengolahan data dan eksekusi instruksi yang lebih cepat.
- Konsumsi daya rendah, sehingga cocok untuk aplikasi portabel maupun sistem yang berjalan dalam waktu lama.
- GPIO yang serbaguna, dapat digunakan sebagai input digital, output digital, fungsi PWM, komunikasi serial, dan interrupt.
- Dukungan periferal lengkap, termasuk ADC resolusi tinggi, berbagai protokol komunikasi, dan timer multifungsi.
- Lingkungan pemrograman modern, seperti STM32CubeIDE dengan library HAL untuk mempermudah konfigurasi perangkat keras.
B. Soil Moisture Sensor
Soil moisture sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembapan tanah, yaitu seberapa banyak air yang terkandung dalam media tanam. Sensor ini merupakan salah satu komponen penting dalam sistem irigasi otomatis, karena mampu memberikan informasi real-time mengenai kondisi tanah sehingga sistem dapat menentukan kapan tanaman membutuhkan penyiraman.
Pada dasarnya, soil moisture sensor bekerja dengan memanfaatkan perubahan konduktivitas listrik atau kapasitansi tanah. Karakteristik tanah yang mengandung air akan memiliki kemampuan penghantaran listrik yang berbeda dibandingkan tanah kering. Dengan memanfaatkan perbedaan inilah sensor dapat mengukur tingkat kelembapan tanah.
1. Prinsip Kerja Soil Moisture Sensor
Terdapat dua jenis prinsip kerja yang umum digunakan pada sensor kelembapan tanah:
a. Metode Resistif
Sensor resistif menggunakan dua probe logam yang ditancapkan ke tanah. Ketika tanah kering, resistansi antar probe tinggi karena sedikitnya partikel air yang menghantarkan listrik. Sebaliknya, ketika tanah lembap, resistansi menurun akibat meningkatnya daya hantar listrik tanah yang mengandung air. Sensor kemudian mengirimkan sinyal analog berdasarkan perubahan resistansi tersebut. Kekurangan metode ini adalah probe mudah korosi karena terjadi elektrolisis.
b. Metode Kapasitif
Sensor kapasitif bekerja dengan mengukur perubahan kapasitansi akibat variasi kadar air dalam tanah. Air memiliki konstanta dielektrik lebih tinggi dibanding tanah, sehingga ketika kadar air meningkat, nilai kapasitansi sensor juga meningkat. Sensor jenis ini lebih tahan lama karena tidak menggunakan probe konduktif secara langsung sehingga tidak mengalami korosi. Sinyal yang dihasilkan berupa tegangan analog yang stabil dan lebih akurat.
2. Karakteristik Soil Moisture Sensor
Beberapa karakteristik umumnya meliputi:
a. Tegangan operasi sekitar 3.3–5V
b. Keluaran berupa sinyal analog (A0) atau digital (D0 tergantung modul)
c. Sensitivitas dapat diatur via potensiometer (untuk modul digital)
d. Rentang pembacaan meningkat seiring kelembapan
Nilai analog yang terbaca mikrokontroler biasanya:
a. 0–300 → tanah basah
b. 300–700 → tanah normal
c. 700–1023 → tanah kering
Rentang ini dapat disesuaikan dengan kalibrasi lapangan.
3. Fungsi Soil Moisture Sensor dalam Sistem Irigasi Pintar
Dalam aplikasi irigasi otomatis, soil moisture sensor berfungsi sebagai masukan utama untuk menentukan kapan tanaman perlu disiram. Sensor memberikan data real-time tentang kondisi tanah, kemudian mikrokontroler membandingkannya dengan nilai ambang batas. Bila kelembapan tanah berada di bawah threshold, mikrokontroler akan mengaktifkan pompa air atau katup irigasi. Dengan demikian, sensor ini memungkinkan penggunaan air lebih efisien sekaligus menjaga kondisi tanaman tetap optimal.
4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a. Mudah dipasang dan diintegrasikan dengan mikrokontroler
b. Biaya rendah
c. Memberikan pembacaan kelembapan secara real-time
Kekurangan:
a. Sensor resistif rentan korosi
b. Membutuhkan kalibrasi sesuai jenis tanah
c. Error dapat muncul karena variasi mineral atau keasaman tanah
C. Water Flow Sensor
Water Flow Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur laju aliran air dalam suatu pipa atau sistem irigasi. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi jumlah pulsa yang dihasilkan oleh putaran impeller ketika air mengalir melewatinya. Semakin besar debit air, semakin cepat impeller berputar dan semakin banyak pulsa yang dihasilkan. Informasi ini kemudian dikonversi menjadi data laju aliran (flow rate) ataupun volume total air yang telah melewati sensor.
1. Struktur dan Komponen Water Flow Sensor
Water flow sensor YF-S201 umumnya terdiri dari tiga bagian utama:
a. Bodi plastik dengan jalur aliran air
Tempat air mengalir sekaligus melindungi komponen internal.
b. Impeller (kincir air)
Berputar sesuai kecepatan aliran air.
c. Hall Effect Sensor
Komponen elektronik yang mendeteksi perubahan medan magnet akibat putaran impeller dan mengubahnya menjadi sinyal pulsa digital.
Ketika impeller berputar, magnet kecil di dalamnya melewati Hall sensor, sehingga menghasilkan pulsa digital yang dapat dibaca mikrokontroler seperti STM32.
2. Prinsip Kerja Water Flow Sensor (Hall Effect)
Prinsip kerja utama sensor ini berbasis Efek Hall, yaitu fenomena ketika medan magnet yang berubah menimbulkan tegangan listrik pada material semikonduktor. Pada YF-S201, setiap satu putaran impeller menghasilkan sejumlah pulsa yang konstan.
Alur kerja sensor:
a. Air mengalir melalui bodi sensor.
b. Aliran air mendorong impeller sehingga berputar.
c. Setiap putaran impeller menghasilkan pulsa melalui Hall Effect Sensor.
d. Mikrokontroler menghitung jumlah pulsa per detik.
e. Nilai pulsa dikonversi menjadi laju aliran air (L/min) atau volume air (mL/L).
Secara umum, persamaan dasar YF-S201 adalah:
Konstanta 7.5 dapat sedikit berbeda berdasarkan spesifikasi pabrik dan dapat dikalibrasi ulang untuk akurasi maksimal.
3. Karakteristik Water Flow Sensor YF-S201
a. Tegangan kerja: 5 V
b. Output: sinyal pulsa digital
c. Diameter pipa: 1/2 inch
d. Rentang aliran: 1—30 L/min
e. Akurasi: sekitar ±10%
f. Tipe sensor: Hall Effect
4. Peran Water Flow Sensor dalam Sistem Irigasi Pintar
Dalam proyek irigasi otomatis, YF-S201 berfungsi untuk:
a. Mengukur laju aliran air dari pompa menuju tanaman
b. Menghitung volume air yang diberikan
c. Menjadi umpan balik (feedback) agar sistem dapat mengatur jumlah air secara presisi
Dengan adanya sensor ini:
a. Penyiraman tidak berlebihan (over-irrigation)
b. Tanaman mendapatkan air sesuai kebutuhan
c. Penggunaan air lebih efisien dan terkontrol
Sensor ini dapat bekerja bersama soil moisture sensor untuk menghasilkan sistem irigasi yang akurat dan responsif terhadap kebutuhan tanaman.
5. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a. Mudah digunakan dan kompatibel dengan mikrokontroler
b. Memiliki output digital yang stabil terhadap noise
c. Aplikasi luas untuk berbagai sistem berbasis air
Kekurangan:
a. Akurasi dipengaruhi oleh tekanan air dan posisi pemasangan
b. Membutuhkan kalibrasi untuk hasil yang lebih presisi
c. Tidak cocok untuk cairan kental atau kotor karena dapat menghambat putaran impeller
D. WCM1600 Sensor
Sensor WCM1600 (Water Content Meter 1600) adalah sensor yang digunakan untuk mengukur kadar air atau kelembapan pada suatu media, seperti tanah, substrat tanaman, atau larutan nutrisi. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan kapasitansi yang terjadi akibat variasi kadar air dalam media. Nilai keluaran sensor berupa sinyal analog yang dapat dibaca oleh mikrokontroler seperti STM32, Arduino, maupun sistem otomatisasi lainnya.
1. Prinsip Kerja Sensor WCM1600
Sensor WCM1600 menggunakan prinsip kapasitif (capacitive sensing) untuk mendeteksi kelembapan. Pada sensor ini terdapat dua pelat elektroda yang berfungsi sebagai kapasitor. Media tanah atau air yang berada di antara elektroda akan bertindak sebagai bahan dielektrik. Ketika kadar air meningkat, konstanta dielektrik media juga meningkat, sehingga nilai kapasitansi sensor bertambah. Perubahan kapasitansi kemudian dikonversi menjadi perubahan tegangan analog. Nilai tegangan yang dihasilkan umumnya:
a. Tinggi → kondisi sangat basah
b. Menengah → kondisi sedang
c. Rendah → kondisi kering
Metode kapasitif membuat sensor ini lebih stabil dan lebih tahan lama dibanding sensor resistif, karena komponen pengukurnya tidak langsung bersentuhan dengan tanah secara konduktif sehingga tidak mudah korosi.
2. Keluaran dan Karakteristik WCM1600
Karakteristik umum sensor WCM1600:
a. Tegangan kerja: 3.3V – 5V
b. Sinyal keluaran: Analog (0–3.3V atau 0–5V, tergantung catu daya)
c. Metode membaca: ADC pada mikrokontroler
d. Jenis pengukuran: kelembapan tanah berbasis kapasitansi
e. Rentang sensitivitas: dapat disesuaikan berdasarkan media tanam yang digunakan
Sensor ini memberikan hasil pembacaan yang relatif stabil, tidak sensitif terhadap mineral atau pH tanah, dan cocok untuk penggunaan jangka panjang.
3. Fungsi Sensor WCM1600 dalam Sistem Irigasi
Dalam sistem irigasi otomatis atau smart greenhouse, WCM1600 berfungsi sebagai indikator utama untuk mengetahui kondisi kelembapan media tanaman. Mikrokontroler membaca nilai ADC dari sensor, kemudian membandingkannya dengan nilai ambang batas (threshold). Jika nilai kelembapan lebih rendah dari batas yang ditentukan, sistem akan:
a. mengaktifkan pompa air,
b. membuka valve irigasi, atau
c. mengirimkan notifikasi monitoring.
Dengan cara ini, penyiraman dilakukan secara otomatis dan efisien tanpa bergantung pada perkiraan manual.
4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a. Tidak mudah korosi karena tidak menggunakan metode resistif
b. Hasil pengukuran stabil dan akurat
c. Konsumsi daya rendah
d. Cocok untuk penggunaan jangka panjang
Kekurangan:
a. Perlu kalibrasi awal karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dielektrik berbeda
b. Rentan terhadap gangguan elektromagnetik jika kabel terlalu panjang
c. Akurasi dapat menurun apabila sensor tertimbun lumpur yang sangat padat
G. Resistor
Cara menghitung nilai resistor:
![]() |
| Gambar 19. Tabel warna resistor |
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
- Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n)
- Gelang ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-3
- Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n)
- Gelang ke 5 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut.
5. Percobaan [kembali]
a) Prosedur [kembali]
- Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
- Jalankan rangkaian dan hidupkan masing masing sensor secara betahap , jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian bekerja
b) Rangkaian simulasi [kembali]
Prinsip kerja:
c) Video Simulasi [kembali]
1. Sensor Infrared
6. Download File [kembali]
- Download Rangkaian Proteus Pengamanan ATM disini
- Download Library Sensor Magnetic Reed Switch disini
- Download Library Sensor Infrared disini
- Download Library Sensor Vibration disini
- Download Library Sensor Gas disini
- Download Library Sensor Sound disini
- Download Datasheet Resistor disini
- Download Datasheet Relay disini
- Download Datasheet Motor disini
- Download Datasheet LED disini
- Download Datasheet Diode disini
- Download Datasheet Op-amp disini
- Download Datasheet Voltmeter disini
- Download Datasheet Power Supply disini
- Download Datasheet Baterai disini
- Download Datasheet Transistor disini
- Download Datasheet Buzzer disini
- Download Datasheet Sensor Magnetic Reed Switch disini
- Download Datasheet Sensor Sound disini
- Download Datasheet Sensor Infrared disini
- Download Datasheet Sensor Vibration disini
- Download Datasheet Sensor Gas disini
- Download Datasheet Sensor Suhu disini
- Download Video Simulasi Sensor Infrared disini
- Download Video Simulasi Sensor Sound disini
- Download Video Simulasi Sensor Vibration disini
- Download Video Simulasi Sensor Magnetic Reed Switch dan Sensor Gas disini
- Download Video Simulasi Sensor Suhu disini

















Komentar
Posting Komentar